Selamat malam menjelang pagi Bapak Presiden Pemimpin Bangsa,
Semoga surat ini tidak mengganggu tidur lelapmu, semoga selimut mewahmu selalu menghangatkanmu dari dinginnya malam, semoga alunan musik klasik kamarmu tidak mengganggumu dari jeritan dan pekikan rakyatmu yang kelaparan.
Terlalu lancang apabila rakyat jelata seperti saya datang tengah malam, mengetuk pintu mengganggu tidurmu dan hanya ingin berbincang, membicarakan kegelisahan ini. Dengan segala kerendahan hati, saya mencoba untuk mencurahkannya melalui selembar surat kotor ini.
Percayalah dibalik tidur lelapmu, ada sebagian dari rakyatmu yang tidak bisa tidur. Terlalu takut menghadapi hari esok, terlalu takut menghadapi segala kebijakan dan kekuasaanmu. Tidak berani menebak-nebak, maka, inilah sampai detik ini, mata ini enggan untuk menutup. Terlalu gelisah, terlalu takut.
Tahukah Bapak Presiden, kejutan-kejutan yang sudah kau berikan kemarin dan sebelumnya, sungguh menghancurkan segala harapan, menyayat hati, membungkam senyum-senyum kecil rakyatmu yang semestinya kau lindungi, melebarkan tangis duka anak-anak bangsa yang tak bergizi, melukai pertiwi.
Entah apalagi kejutan-kejutan yang akan Bapak berikan kepada kami esok hari, apakah racun yang kau berikan untuk anak-anak kami, bayi-bayi kami? apakah harga pangan yang akan terus kau naikkan? apakah
BBM yang akan kau tiadakan? apakah ketidak adilan hukum yang kau pamerkan? ataukah teror yang akan kau hidangkan untuk kami esok pagi? Atau..., entah apalagi kado istimewa yang akan kau suguhkan untuk kami, tentunya sangat mengejutkan bukan?
Betapa bijak sekiranya sedikit saja kau buka surat ini, mendengarkan kegelisahan yang saya alami saat ini.
Ahir kata, semoga segala yang Bapak berikan untuk kami adalah yang terbaik, terbaik untuk rakyat, terbaik untuk Bangsa ini. Mohon maaf atas segala kelancangan ini.
Karawang, 12 Februari 2011. 1.56AM
Salam Hormat,
Widianto
Rakyat kecilmu
0 komentar:
Posting Komentar