Sabtu, 12 Februari 2011

Pertanyaan seputar Demokrasi

Teringat 3 tahun silam ketika saya baru masuk kuliah, mengikuti innagurasi fakultas. Saat itu digelar diskusi dan tanya jawab seputar keorganisasian antara mahasiswa baru, senior, alumni, dosen-dosen, kaprodi dan dekan. Berbagai argumen dan diskusi berat yang di lontarkan dari masing-masing kubu, saling adu pendapat dan solusi tentunya.
Tiba saatnya sesi mengajukan pandangan atas wacana-wacana yang di berikan kaprodi dan dekan, saya masih ingat saat itu bertemakan Demokrasi Organisasi.
Giliran saya mengajukan pertanyaan kepada dekan, berikut liputannya:
  • Saya : "Menurut pandangan bapak, sejauh mana manfaat media massa dalam pengaruhnya terhadap Demokrasi Pemerintahan saat ini?, saya ambil contoh acara yang belakangan marak bagi mahasiswa dan orang-orang yang berkecimpung di ranah politik, sebut saja BBM Benar-Benar Mabok (saat itu, dan sekarang kaulau tidak salah dirubah menjadi Republik Mimpi yang sudah beberapa kali berganti nama, Baru Bisa Mimpi dan sebagainya)"
  • Dekan : "Sah-sah saja, salah satu dari tujuan demokrasi adalah kebebasan berbicara, mengeluarkan pendapat baik lisan ataupun tulisan. Menurut saya bagus malah, dengan adanya acara-acara seperti itu menambah wawasan bagi semua kalangan".
  • Saya : "Betul untuk tujuan dari demokrasi itu sendiri, saya setuju. Tetapi bukankah saat ini yang terjadi adalah Orang yang tidak tahu menjadi tahu dan orang yang tahu semakin tahu. Permasalahannya, yang di bicarakan dan di bahas dalam acara tersebut sangat tidak fair. Kenapa? karena yang dibahas hanyalah sekelumit masalah-masalah pemerintah, kegagalan-kegagalan pemerintah, bukan kebaikan-kebaikan pemerintah, prestasi-prestasi pemerintah. Bolehlah sesekali mengkritisi pemerintah, tapi alangkah bijaknya sekiranya di bumbuhi solusi, minimal masukan atas tema yang dibahas saat itu. Kalau keadaannya seperti ini terus, dan terus berkelanjutan, saya rasa pemimpin sehebat apapun tidak akan berhasil memimpin bangsa ini. Presiden dari negara manapun yang berhasil memerintah dinegaranya, belum tentu berhasil di negara ini, apabila demokrasi yang diterapkan adalah demokrasi seperti ini.. Dan sekali lagi, saya tidak membenarkan pemerintah ataupun menghujat media massa tersebut, saya hanya merasa ada yang janggal terhadap keberlangsungan demokrasi saat ini, dari melihat dan merasakan kemudian marilah kita mencoba untuk bersama-sama merenungi arti dan makna dari demokrasi itu sendiri".
  • Dekan : "Memang benar, dan masalahnya yang terjadi adalah, demokrasi di negara ini adalah demokrasi yang berlebihan, demokrasi yang sudah kebablasan. Dimana semua orang berteriak, menghujat sana-sini, tanpa rasa takut membakar foto presiden dan pejabat-pejabatnya, bahkan yang terparah, melukis foto presiden (maaf) di pantat kerbau. Menurut saya ini sudah bukan lagi demokrasi yang sebenarnya, ini adalah penghinaan, jikalau mereka tahu, menghina pemimpin bangsa sama halnya dengan menghina bangsa itu sendiri. Apalagi sampai terdengar dan di tonton oleh negara-negara lain, jatuhlah wibawa bukan hanya presiden, tetapi bangsa ini".
Dari liputan diatas, yang perlu digaris bawahi adalah :
  1. Masih relevankah sistem demokrasi di negara ini?
  2. Perlukah adanya refresh diberbagai lini, perihal arti dan makna demokrasi yang sebenarnya?
  3. Ataukah penghapusan sistem demokrasi di negara ini?

Karawang, 12 Februari 2011.
Widianto

2 komentar:

Bepe mengatakan...

http://vimaxaslidibandung.blogspot.co.id/

Unknown mengatakan...

Sepakat... Perlu kajian yg lebih terkait pandangan sistem demokrasi yg sdh bertolak belakang dari maknanya sendiri

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | coupon codes